Kenaikan Harga Dinilai Bukan Solusi Kurangi Jumlah Perokok

Pemerintah diminta mengkaji ulang rencana menaikkan cukai rokok, termasuk mempertimbangkan potensi munculnya rokok ilegal.

Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana pemerintah menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) dinilai bukan solusi untuk menekan jumlah perokok di Indonesia. Kenaikan tarif CHT yang berimbas pada kenaikan harga rokok disebut hanya akan membatasi tingkat konsumsi rokok.

Anggota Komisi IX DPR Irma Suryani mengatakan, pemerintah perlu mengkaji ulang rencana menaikkan CHT.

"Saya tidak yakin jumlah perokok dewasa dan remaja akan berkurang. Yang akan berkurang kemungkinan besar hanya jumlah konsumsinya," ujar Irma, kemarin.

Lihat juga:
'Cukai Rokok Indonesia Terendah di Dunia, Harga Murah Meriah'

Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia. Jumlah perokok laki-laki dewasa Indonesia saat ini mencapai 67 persen dari populasi penduduk. Persentase itu terus meningkat, 27 persen tahun 1995 dan 36,3 persen pada 2013.

Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menyatakan, perokok hanya akan berhenti merokok jika harga rokok dinaikkan hingga tiga kali lipat.

Riset lembaga itu juga mengungkapkan, dari seribu sampel yang diambil acak, 80 persen perokok pasif dan 76 persen perokok aktif menyetujui rencana pemerintah meningkatkan harga rokok.

Sebanyak 72 persen perokok bahkan menyatakan akan berhenti merokok jika harga rokok naik tiga kali lipat.

Lihat juga:
Pasar Rokok Ilegal Rp9 Triliun, Meski yang Legal Terjangkau

Pekan lalu, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi berkata, rencana kenaikan tarif rokok merupakan konsekuensi dari peningkatan target penerimaan CHT pada APBN Perubahan 2016, dari sebelumnya Rp141,7 triliun menjadi 149,88 triliun.

Irma menuturkan harga rokok yang tinggi justru berpotensi menimbulkan rokok ilegal yang harganya jauh lebih murah.

"Ketika pemerintah menaikkan harga minuman keras, Apakah konsumsinya berkurang? Yang terjadi justru mereka membeli minuman keras oplosan yang lebih berbahaya bagi kesehatan," tutur Irma.

Irma meminta pemerintah mengkaji dampak kesehatan dan konsekuensi ekonomi yang akan ditanggung petani dan buruh tembakau.

Kajian ini, kata Irma, penting untuk memastikan kenaikan harga rokok tidak hanya menguntungkan korporasi dan pemerintah, tapi juga masyarakat luas.

Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar